Selasa, 13 Maret 2012

Artikel Demokrasi / Article Democracy


MENGENAL DEMOKRASI DI INDONESIA

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata (demos) "rakyat" dan (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM.

Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia ingini. Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu.

Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut.
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.


Di indonesia pernah berlaku demokrasi terpimpin Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
dimulai sejal dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh Sukarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya, Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia.


KNOW DEMOCRACY IN INDONESIA

Democracy is government of the people, by the people, and for the people. That's the simplest understanding of democracy, which is known by almost everyone. Democracy is a form of political government the power of government comes from the people, either directly or through representatives. The term democracy comes from the Greek (dēmokratía) "people power", which was formed from the word (demos) "the people" and (Kratos) "power", refers to the political system that emerged in the mid-fifth century and the SM-4 in Ancient Greek city states, especially Athens, following a popular revolt in 508 BC.

Talking about democracy is thrash about power, or rather the management of a civilized power. He is a power management system is based on values ​​and ethics and civilization that respects human dignity. The main actors of democracy is that we all, every person who has always diatasnamakan but never have a say. Keeping the process of democratization is the correct understanding of the rights we have, keep the rights to respect anyone, against anyone who tries to violate those rights. Democracy is essentially a rule of man (people rule), and in a democratic political system citizens have the right, opportunity and equal voice in the government set up in public. Being a democracy is a decision by a majority vote. In Indonesia, the national movement also envisioned the establishment of democracy tempered anti-feudalism and anti-imperialism, with the aim of creating a socialist society. For Gus Dur, a cornerstone of democracy is justice, in the sense of the opportunities open to everyone, and thus autonomy or independence of the person concerned to organize their lives, according to what he want. So the problem of justice is important, in the sense that he has the right to determine their own way of life, but must be respected and their rights must be given the opportunity and the ease and help to achieve it.
The characteristics of a democratic government is as follows.
A. The involvement of citizens (the people) in political decision making, either directly or indirectly (representative).
2. The existence of equal rights for all citizens in all areas.
3. The existence of freedom and liberty for all citizens.
4. The existence of general elections to elect representatives who sit on people's representative institutions.


In Indonesia never apply Guided Democracy Guided Democracy period triggered by the President preceded by his suggestion that the Act is used to replace the Provisional Constitution of 1950 was UUD'45. But the proposal raises the pros and cons among the constituent members. As a follow-up proposals, voting was held attended by all members of the constituent. Voting is done in order to resolve conflicts that arise from the pros and cons would the proposal of President Sukarno.
Warrant issuance begins sejal of March on 11 March 1966. Guided democracy meant by Sukarno in Indonesia as a democracy that suits the personality, which contrasts with the liberal democratic system is a product of the west, but in practice, having the form of Guided Democracy deviation range.

Ruang Lingkup Sosiologi


 Definisi sosiologi :
• Auguste Comte : Sosius dari bahasa latin berarti kawan,Logos dari bahasa yunani berarti kata.Sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat
• Beberapa definisi sosiologi dari berbagai pendapat :
a) Peter L.Berger : studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu
b) Pitirim A.Sorokin : suatu ilmu yang mempelajari :
 Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala -gejala social
 Hubungan timbal balik antara gejala – gejala sosial dan non social
 Ciri – ciri umum semua gejala – gejala social
c) J.A.A Van Dorn dan C.J Lamners : ilmu pengetahuan tentang struktur – struktur dan proses -proses kemasyarakatan yang bersifat stabil
d) Roucek dan Warren : ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompok
e) Selo Soemardjan dan Soeloeman Sumardi : ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses – proses sosial
• Kesimpulan : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari atau membicarakan tentang masyarakat, meliputi gejala – gejala sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat

Teori Sosiologi
 1.Sosiologi sebagai ilmu sosial :
a. Sosiologi masuk dalam kategori rumpun – rumpun ilmu sosial,sebab pokok permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan manusia
b. Sosiologi dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang masyarakat
c. Masyarakat yang dibahas dalam ilmu -ilmu sosial lain selain sosiologi adalah segi -segi khusus dalam masyarakat
d. IImu politik juga mempelajari segi khusus yakni kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan
e. Kembali ditegaskan bahwa sosiologi termasuk dalam lingkup ilmu sosial yang membahas masyarakat dari berbagai segi dan sudut pandang yang berbeda

2. sosiologi sebagai ilmu pengetahuan :
a) Peter R.Seen : ilmu pengetahuan sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Komponen utama dalam sistem ilmu adalah :
• Perumusan masalah
• Pengamatan atau deskripsi
• Penjelasan
• Ramalan dan control
b) Soerjono Soekanto : ilmu pengetahuan adalah knowledge yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran
c) unsur – unsur yang tergabung dalam suatu kebulatan tersebut :
• Pengetahuan ( Knowledge )
• Tersusun secara sitematis
• menggunakan pemikiran
• Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum
d) Secara sederhana ilmu meliputi :
• Pengetahuan (knowledge )
• Metode untuk memperoleh pengetahuan
• Disusun secara sistematis
• Atau dengan kata lain, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah dan disusun secara sistematis
e) sifat agar ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, yaitu :
• Sosiologi bersifat empiris : sosiologi didasarkan pada pengamatan dan penalaran yang bersifat rasional
• Sosiologi bersifat teoritis : ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi
• Sosiologi bersifat kumulatif : teori – teori sosiologi dibentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada
• Sosiologi bersifat non-etis : sosiologi menggambarkan masyarakat sama sekali tidak bermaksud untuk menanyakan apakah masyarakat dilihat dari segi moral atau tidak

4. Obyek sosiologi :
• Obyek dari sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat
• Menurut Auguste Comte : setiap aspek kehidupan manusia dalam kelompok merupakan obyek dari sosiologi
• Menurut Mac Iver : masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang serta kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan
• Menurut Ralph Linton : masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga dapat mengatur diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
• Ciri – ciri pokok masyarakat :
a) Manusia hidup bersama
b) Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
c) Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan
• 3 aspek yang menjadi dasar pembahasan masyarakat sebagai obyek dari sosiologi :
 Struktur Sosial
 Proses Sosial
 Perubahan – perubahan sosial

. Metode yang digunakan Sosiologi :
• Metode kualitatif : tidak/sulit diukur dengan menggunakan angka – angka,mencakup pula metode historis dan metode komparatif
• Metode kuantitatif : diukur dengan menggunakan angka -angka,sehingga gejala -gejala diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dll
• Metode induktif : mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah yang berlaku secara umum
• Metode deduktif : pendekatannya bermula dari kaidah – kaidah yang berlaku secara umum yang kemudian dipelajari pada keadaan khusus
• Metode fungsionalisme : untuk meneliti kegunaan lembaga – lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat

Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia


Kerusuhan 1998
Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan ini dan mereka mendesak pula untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.
Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI karena dwifungsi inilah salah satu penyebab bangsa ini tak pernah bisa maju sebagaimana mestinya. Benar memang ada kemajuan, tapi bisa lebih maju dari yang sudah berlalu, jadi, boleh dikatakan kita diperlambat maju. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari dunia internasional terlebih lagi nasional. Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mecegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa. Sejarah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa tak bisa dibendung, mereka sangat berani dan jika perlu mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi Indonesia baru.
Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok pertama kali di daerah Slipi dan puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
Esok harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di depan kampus Atma Jaya Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja.
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 3 sore kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat dan saat di jalan itu juga sudah ada mahasiswa yang tertembak dan meninggal seketika di jalan. Ia adalah Teddy Wardhana Kusuma merupakan korban meninggal pertama di hari itu.
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus Atma Jaya untuk berlindung dan merawat kawan-kawan dan masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang nama lengkapnya adalah Bernadus R. Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Atma Jaya, Jakarta. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan saat itu juga lah semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut dengan peluru dan gas airmata. Sangat dahsyatnya peristiwa itu hingga jumlah korban yang meninggal mencapai 15 orang, 7 mahasiswa dan 8 masyarakat. Indonesia kembali membara tapi kali ini tidak menimbulkan kerusuhan.
Anggota-anggota dewan yang bersidang istimewa dan tokoh-tokoh politik saat itu tidak peduli dan tidak mengangap penting suara dan pengorbanan masyarakat ataupun mahasiswa, jika tidak mau dikatakan meninggalkan masyarakat dan mahasiswa berjuang sendirian saat itu. Peristiwa itu dianggap sebagai hal lumrah dan biasa untuk biaya demokrasi. "Itulah yang harus dibayar mahasiswa kalau berani melawan tentara".
Betapa menyakitkan perlakuan mereka kepada masyarakat dan mahasiswa korban peristiwa ini. Kami tidak akan melupakannya, bukan karena kami tak bisa memaafkan, tapi karena kami akhirnya sadar bahwa kami memiliki tujuan yang berbeda dengan mereka. Kami bertujuan memajukan Indonesia sedangkan mereka bertujuan memajukan diri sendiri dan keluarga masing-masing. Sangat jelas!
Analisis Kasus
Setelah kita membaca sebuah artikel diatas tentang kerusuhan 1998 yang terjadi dibeberapa tempat di daerah Jakarta, maupun diluar daerah Jakarta. Kita dapat menyimpulkan bahwa banyak terjadi pelanggaran HAM, bahkan ada yang termasuk dalam pelanggaran HAM. Salah satu contohnya adalah ketika para mahasiswa dan juga masyarakat luas sedang berunjuk-rasa menentang atau menolak Sidang Istimewa 1998 yang membahas untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan dan juga menentang dwifungsi ABRI.
Ketika itu ratusan ribu mahasiswa dan masyarakat bergerak menuju Gedung MPR/DPR dari segala arah, namun usaha itu tidak berhasil karena penjagaan yang ketat dari personil ABRI. Pada malam hari di hari yang sama terjadi bentrokan yang pertama kali di daerah Slipi. Banyak korban luka-luka dari mahasiswa bahkan satu orang pelajar tewas dalam insiden berdarah tersebut.
Dari salah satu dari sekian banyak pelanggaran HAM dari contoh kasus tersebut kita dapat mengetahui bahwa tindakan ABRI pada saat itu sangat melanggar hak asasi manusia untuk berpendapat. Bukannya para mahasiswa dan masyarkat mengeluarkan aspirasinya justru tindakan arogan dari aparat saat itu. Banyak kejadian yang melanggar HAM bahkan tidak sedikit korban yang berjatuhan baik yang luka-luka ataupun korban jiwa.
Itu menunjukan bahwa pada saat itu hak asasi sebagai manusia tidak berjalan yang menyebabkan banyaknya protes-protes dari kalangan mahasiswa ataupun masyarakat.


Kamis, 23 Februari 2012

Teori Moral


PEMIKIRAN SOSIAL DAN TINDAKAN SOSIAL

Dari Hasil Eksperimen Milgram didapat konsistensi antara pertimbangan moral dengan perilaku. Berdasarkan data yang cukup besar jumlahnya yang menunjukkan adanya tingkatan konsisten yang tinggi (blasi, 1980), maka tidaklah dapat disimpulkan bahwa pertimbangan moral dan perilaku , pada umumnya tercermin sebagai proses yang tiada kaitannya. Tetapi berdasarkan fakta menunjukkan tingkat konsistensi  yang sedang-sedang saja tidak dapat disimpulkan bahwa pertimbangan moral  memiliki hubungan kausal terhadap perilaku.
Strategi penelitian mengestimasi hubungan antara pertimbangan moral dengan perilaku yang konsisten atau yang tidak konsisten saja bersifat terbatas. Keterbatasan itu terlukis  dalam eksperimen Milgram, bahwa setiap kondisi eksperimen dapat dipandang mencerminkan adanya hubungan yang konsisten maupun yang tidak konsisten antara pertimbangan moral dengan perilaku, tergantung dari hubungan mana yang diberikan tekanan perhatian.
Untuk memahami perilaku para subjek yang terus memberikan getaran listrik setiap kondisi eksperimen yang manapun, hendaknya diperhatikan kedua faktor yang saling bertautan (1) landasan bagi konsistensi antara perilaku dengan konsep keorganisasian (2) landasan bagi pola yang tidak konsisten antara perilakunya dengan pertimbangan moralnya.
Situasi perilaku yang sering digunakan termasuk situasi perilaku yang digunakan Hartshome dan May (Turiel,1978) yang bersifat multidimensional. Dalam eksperimen Milgram misalnya, pertautan antara ranah itu ditempatkan dalam pertautan-pertautan pertentangan. Analisis yang dilakukan hendaknya mencakup pertimbangan dalam ranah dari subjek yang bersangkutan mengenai masing-masing komponen maupun koordinasi dari ranah-ranah itu dalam konteks situasional tersebut.
Validitas pendekatan ini didukung oleh studi yang dilakukan Smetana (1981b, 1982) yang disinggung mengenai pengambilan keputusan tentang pengguguran kandungan.bahwa pengguguran kandungan suatu masalah yang multidimensional dan ambigu, tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi orientasi seseorang mengenai ranah serta kriteria konseptualnya dalam masalah pengguguran kandungan itu. Tujuan lain dari penelitian ini ialah untuk menguji pertautan antara pertimbangan dengan perilaku.
Ada empat corakpandangan yang berbeda berkaitan dengan aspek-aspek moral dan nonmoral (batas kekuasaan pribadi): pandangan pertama menganggap masalah pengangguran kandungan sebagai masalah pilihan pribadi yang bersifat nonmoral. Pandangan kedua menyatakan bahwa masalah pengangguran kandungan itu lebih merupakan masalah hidup dan mati, Pandangan ketiga melihat adanya pertentangan antara pandangan yang menganggapnya sebagai masalah kebijakan moral dan yang tidak menganggapnya sebagai masalah kebijakan moral. Pandangan keempat menunjukkan adanya koordinasi antara aspek moral dengan aspek pribadi.
Para responden yang menyetujui bahwa masalah yang tidak termasuk masalah moral, secara konsisten menempatkan item-item mengenai aborsi itu dalam kategori pribadi sedangkan para  responden yang memandangnya sebagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia ataupun mereka yang menggabungkan kedua ranah itu lebih cenderung untuk menempatkan item pengguguran kandungan dalam kategori moral (salah, walaupun tidak ada peraturannya). Mereka yangb tergolong ke dalam kelompok yang dihinggapi pertentangan batin atau yang menggabungkan ranah pribadi dan ranah moral itu.