PEMIKIRAN
SOSIAL DAN TINDAKAN SOSIAL
Dari Hasil Eksperimen Milgram didapat konsistensi antara pertimbangan moral dengan
perilaku. Berdasarkan data yang cukup besar jumlahnya yang menunjukkan adanya
tingkatan konsisten yang tinggi (blasi,
1980), maka tidaklah dapat disimpulkan bahwa pertimbangan moral dan
perilaku , pada umumnya tercermin sebagai proses yang tiada kaitannya. Tetapi
berdasarkan fakta menunjukkan tingkat konsistensi yang sedang-sedang saja tidak dapat
disimpulkan bahwa pertimbangan moral
memiliki hubungan kausal terhadap perilaku.
Strategi penelitian mengestimasi hubungan antara
pertimbangan moral dengan perilaku yang konsisten atau yang tidak konsisten
saja bersifat terbatas. Keterbatasan itu terlukis dalam eksperimen Milgram, bahwa setiap kondisi eksperimen dapat dipandang
mencerminkan adanya hubungan yang konsisten maupun yang tidak konsisten antara
pertimbangan moral dengan perilaku, tergantung dari hubungan mana yang
diberikan tekanan perhatian.
Untuk memahami perilaku para subjek yang terus
memberikan getaran listrik setiap kondisi eksperimen yang manapun, hendaknya
diperhatikan kedua faktor yang saling bertautan (1) landasan bagi konsistensi
antara perilaku dengan konsep keorganisasian (2) landasan bagi pola yang tidak
konsisten antara perilakunya dengan pertimbangan moralnya.
Situasi perilaku yang sering digunakan termasuk
situasi perilaku yang digunakan Hartshome
dan May (Turiel,1978) yang bersifat multidimensional. Dalam eksperimen Milgram misalnya, pertautan antara
ranah itu ditempatkan dalam pertautan-pertautan pertentangan. Analisis yang
dilakukan hendaknya mencakup pertimbangan dalam ranah dari subjek yang
bersangkutan mengenai masing-masing komponen maupun koordinasi dari ranah-ranah
itu dalam konteks situasional tersebut.
Validitas pendekatan ini didukung oleh studi yang
dilakukan Smetana (1981b, 1982) yang
disinggung mengenai pengambilan keputusan tentang pengguguran kandungan.bahwa
pengguguran kandungan suatu masalah yang multidimensional dan ambigu, tujuan
penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi orientasi seseorang mengenai ranah
serta kriteria konseptualnya dalam masalah pengguguran kandungan itu. Tujuan
lain dari penelitian ini ialah untuk menguji pertautan antara pertimbangan dengan
perilaku.
Ada empat corakpandangan yang berbeda berkaitan
dengan aspek-aspek moral dan nonmoral (batas kekuasaan pribadi): pandangan
pertama menganggap masalah pengangguran kandungan sebagai masalah pilihan
pribadi yang bersifat nonmoral. Pandangan kedua menyatakan bahwa masalah
pengangguran kandungan itu lebih merupakan masalah hidup dan mati, Pandangan
ketiga melihat adanya pertentangan antara pandangan yang menganggapnya sebagai
masalah kebijakan moral dan yang tidak menganggapnya sebagai masalah kebijakan
moral. Pandangan keempat menunjukkan adanya koordinasi antara aspek moral
dengan aspek pribadi.
Para responden yang menyetujui bahwa masalah yang
tidak termasuk masalah moral, secara konsisten menempatkan item-item mengenai
aborsi itu dalam kategori pribadi sedangkan para responden yang memandangnya sebagai masalah
yang berkaitan dengan kehidupan manusia ataupun mereka yang menggabungkan kedua
ranah itu lebih cenderung untuk menempatkan item pengguguran kandungan dalam
kategori moral (salah, walaupun tidak ada peraturannya). Mereka yangb tergolong
ke dalam kelompok yang dihinggapi pertentangan batin atau yang menggabungkan
ranah pribadi dan ranah moral itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar