SUMPAH Pemuda, yang
diikrarkan para pemuda yang tergabung dalam berbagai ‘joung’
pada 28 Oktober 1928 ikut menandai sejarah perjalanan bangsa ini.Semangat baru
ini dikobarkan para pemuda di tengah masa penjajahan. Tujuannya satu, mencapai
cita-cita kemerdekaan.
Sumpah Pemuda, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908
dan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “benang merah” sejarah perjuangan untuk
mencapai Indonesia yang berdaulat.
Aneka peristiwa mewarnai pejuangan tiga tonggak
sejarah itu. Antara periode tersebut selalu ditandai dengan semangat perjuangan
dengan mendepankan persatuan, kesatuan dan tujuan kemerdekaan. Pada saat
itu, orang berbicara tentang pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi
kehidupan masyarakat terpecah-pecah oleh kolonialisme Belanda.
Saat dicetuskan, Sumpah Pemuda didasari keinginan
memiliki satu bangsa, satu bahasa dan tanah air. Tak ada tercetus niat
membentuk satu negara, karena penjajahan menjadikan niat ini sebagai satu hal
“tabu” dan terlarang.
Ketika akhirnya terbentuk negara Indonesia pada
1945, kemudian putaran sejarah hingga 1949, nasionalis dan patriotisme kita
sangat tinggi. Lalu, saat memasuki 1950-1959 , era dan semangatnya
sudah berbeda. Pada masa ini kita mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan.
Inilah era, yang dalam bentangan sejarah bangsa disebut masa demokrasi-liberal.
Ini ditandai dengan berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya partai
politik.
Lalu, ada masa-masa yang dilalui dari era
demokrasi terpimpin, orde baru hingga reformasi. Rentang waktu sejarah
perjalanan bangsa Indonesia sudah cukup panjang.
Saat kini, kita merenungi kembali makna Sumpah
Pemuda dengan jiwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi.
Tapi, apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu
jadi renungan para tokoh bangsa.
Ketika tanah air ini aman-aman saja, apakah
semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar?
Demokrasi yang kita jalani sekarang bisa
memberikan berbagai dampak positif dan negatif, apabila tak diikuti
dengan kesadaran semangat kebangsaan yang tinggi.
Tentu saja demokratisasi tidak membuat kita
terpecah. Mungkin, terpecah dalam suatu pandangan dan sikap politik, jangan
sampai merembes pada rasa nasionalisme dan kebangsaan.
Tidak ada demokrasi tanpa nasionalisme. Juga
sebaliknya. Apakah bisa demokrasi menguat saat nasionalisme akan luntur?
Nasionalisme dan kebangsaan kita tempatkan pada
satu posisi, demi keutuhan bangsa dan negara. Demokratisasi kita jadikan alat
perjuangan untuk memujudkan harapan-harapan yang dicitakan untuk mencapai
kemakmuran.
Semangat dan jiwa Sumpah Pemuda perlu digelorakan
kembali dalam jiwa kaum muda sekarang. Masa depan bangsa ini terletak pada etos
kerja dan semangat kaum muda.
Dalam sejarah bangsa manapun di dunia , kaum muda
tetap menduduki posisi penting pada setiap perubahan tatanan sosial. Ini juga
terjadi di Indonesia.
Arah dan perjuangan bangsa terletak pada sikap
kritis dari kaum muda.
Perbaikan keadaan yang buruk tertumpu pada kaum
muda. Akan lebih tragis jika kaum muda terpengaruh dan menuruti jejak keadaan
bangsa yang memburuk. Ini tak kita kehendaki. Kaum muda adalah harapan seluruh
warga, sama dengan harapan di masa lalu, saat Sumpah Pemuda dikumandangkan.
Gelora dan semangat kaum muda juga dituntut di masa
sekarang, tapi dalam bentuk lain, dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi
bangsa dan menyejahterakan rakyat.
Berjuanglah wahai pemuda…![]
Makna Sumpah Pemuda Mulai Dilupakan
Hari ini
merupakan tahun ke-80 didengungkanya Sumpah Pemuda. Namun hal yang disayangkan
adalah generasi muda Indonesia banyak yang tidak mengerti makna dari sumpah
pemuda. Bahkan sebagian generasi masa kini tak hafal dengan poin-poin sumpah
pemuda yang lahir dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.
Yuni, misalnya. Mulut wanita ini seolah menjadi
kaku saat ditanya butir-butir sumpah pemuda. Pun demikian dengan Dinop. Dia
harus mengingat lama tapi tetap juga tak bisa hafal. Niken juga tidak tahu.
Bahkan dia harus bertanya pada temen di sebelahnya.
Banyak hal yang dilakukan oleh para pemuda
Indonesia untuk memperingati hari bersejarah ini, diantaranya seperti mahasiswa
dimakasar dan juga Jogja yang memperingati sumpah pemuda dengan demonstrasi, Di
Surabaya, Jawa Timur, momentum peringatan Sumpah Pemuda digunakan sejumlah
mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Surabaya dengan menggelar aksi di dalam
kampus. Dalam pernyataan sikapnya, pengunjuk rasa menyoroti masih terbatasnya
peran dan posisi mahasiswa dalam pengambilan kebijakan kampus. Selain itu,
mereka juga menolak adanya komersialisasi kampus dan meminta adanya kebebasan
berserikat dan berekspresi bagi mahasiswa.
Ada beberapa hal yang bisa kita petik hikmahnya dibalik rangkaian kegiatan memeperingati hari Sumpah Pemuda :
1. Sumpah Pemuda disebagian besar masyarakat
hanya dianggap sebagai pelajaran sejarah saja sehingga tidak ditanamkan dalam
jiwa masing2 penghayatanya.
2. Banyak masyarakat yang belum paham makna dari sumpah pemuda
3. Sumpah pemuda selalu diidentikkan dengan jiwa pemberontakkan.
Sungguh amat disayangkan, kondisi pemuda sekarang ini. Bagaimana mereka mau mengamalkan Bhineka Tunggal Ika sedangkan pada satu almamater universitas saja mereka saling bermusuhan.
Untuk kembali menyegarkan ingatan Kita, kembali baca dan pahamilah isi dari teks sumpah pemuda dibawah ini :
POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA.
Kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong Java, Jong Sumatranen Bond (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen Pasoendan, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia;
membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegeri Djakarta;
sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan dalam kerapatan tadi;
sesoedahnja menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini;
kerapatan laloe mengambil poetoesan:
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH-DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;
mengeloearkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatoeannja:
kemaoean
sejarah
bahasa
hoekoem-adat
pendidikan dan kepandoean;
dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.***
2. Banyak masyarakat yang belum paham makna dari sumpah pemuda
3. Sumpah pemuda selalu diidentikkan dengan jiwa pemberontakkan.
Sungguh amat disayangkan, kondisi pemuda sekarang ini. Bagaimana mereka mau mengamalkan Bhineka Tunggal Ika sedangkan pada satu almamater universitas saja mereka saling bermusuhan.
Untuk kembali menyegarkan ingatan Kita, kembali baca dan pahamilah isi dari teks sumpah pemuda dibawah ini :
POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA.
Kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong Java, Jong Sumatranen Bond (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen Pasoendan, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia;
membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegeri Djakarta;
sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan dalam kerapatan tadi;
sesoedahnja menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini;
kerapatan laloe mengambil poetoesan:
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH-DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;
mengeloearkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatoeannja:
kemaoean
sejarah
bahasa
hoekoem-adat
pendidikan dan kepandoean;
dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar